Sejarah Game dan Perkembangannya
Sebenarnya
istilah video game sendiri berevolusi dari definisi yang benar-benar teknis
hingga konsep umum yang mendefinisikan kelas baru hiburan interaktif. Sebuah
produk dikatakan sebagai sebuah produk video game hars memiliki sinyal video
yang ditransmisi pada sebuah CRT (cathode ray tube) yang membuat gambar pada
layar. Kini, seiring berjalannya waktu, definisi video game sendiri mencakup
teknologi secara lebih luas. Namun, definisi ini secara lebih jelas menjelaskan
permainan yang dimainkan pada perangkat keras yang dibuat dengan sirkuit
elektronik yang menggabungkan sebuah unsur interaktif.
Sejarah
video game pertama kali bermula pada komputter digital elektronik pertama
bernama Colossus dan ENIAC yang dibuat selama Perang Dunia Kedua untuk membantu
Sekutu untuk melawan kekuatan Axis. Kemudian, setelah perang selesai,
penyebaran arsitektur program yang disimpan pertama kali pada University of
Manchester, Cambridge University, University of Pennsylvania, dan Princeton
University memungkinkan komputer untuk diprogram dengan mudah untuk menjalankan
pekerjaan yang bervariasi yang memfasilitasi komersialisasi komputer di awal
tahun 1950an oleh beberapa perusahaan seperti Ferranti, IBM, dan juga Remington
Rand. Kelahiran video game pertama adalah dimulai dari mempromosikan
pengapdosian komputer oleh universitas, organisasi pemerintahan, dan perushaan
besar.
Sejarah Game
(Generasi Pertama)
Nolan
Bushnell dan Ted Dabney memutuskan untuk bekerjasama dan membuat sebuah
perusahaan bernama Atari pada tahun 1972. Setelah melihat demonstrasi Magnavox
Odyssey, Nolan Bushnell meminta karyawan yang baru ia rekrut, Allan Alcorn
untuk membuat versi game tenis meja sebagai proyek latihan agar ia merasa
familiar dengan desain video game. Versi yang dirancang oleh Allan Alcorn
ternyata begitu seru dimainkan, dan akhirnya Atari merilis game ini dengan nama
Pong dan dijual sangat terbatas pada tahun 1972. Permainan ini cukup laris di
pasaran pada Maret 1973. Kemudian Atari dan Midway merilis banyak game baru
dengan genre yang beragam seperti Gran Trak 10 (1974), Tank (1974), Wheels
(1975), Gun Fight (1975), dan Sea Wolf (1976). Kemudian Wheels dan Gun Fight
dilisensi oleh perusahaan Jepang bernama Taito Trading Company. Karena itu,
penetrasi video game merambah ke Jepang. Pasar video game semakin menanjak
ketika Taito mengenalkan Space Invaders.
Magnavox
Odyssey nggak pernah dikenal dipublik karena teknologi yang sangat jadul. Di
pertengahan tahun 1970an, game ball-and-paddle sangat digilai dan akhirnya
melanjutkan pengembangan mikrochip yang bisa digabungkan pada produk rumahan.
Atari memasuki pasar rumahan pada tahun 1975 dengan sistem chip tunggal bernama
Home Pong yang dikembangkan oleh Harold Lee. Perusahaan mainan bernama Coleco
menggunakan chip LSI untuk membuat konsol game bernama Tesltar.
Sejarah Game
(Generasi Kedua)
Setelah
kejatuhan pasar konsol terdedikasi pada tahun 1978, sistem video game bergeser
pada penyimpanan data game berbasiskan ROM disimpan di sebuah perangkat bernama
catridges. Sebuah perushaan semikonduktor bernama Fairchild menghadirkan
produknya ke pasaran dengan nama Channel F, namun setelah rugi berjuta-juta
pada bisnis jam digital, perusahaan mengambil pendekatan konservatif pada pasar
konsol yang dapat diprogram dan menjaga jalannya produksi sistemnya rendah.
Alhasil, akhir tahun 1977, Fairchild hanya menjual 250,000 sistem. Kemudian
pada tahun yang sama, Atari juga memasarkan produknya dan habis terjual hingga
400,000 unit. Setahun kemudian, dengan Odyssey-nya Magnavox mengikuti pasar
tersebut. Di samping itu, perusahaan mainan bernama Mattel merilis sistem
bernama Intellivision di tahun 1979.
Terobosan
video game sebenarnya adalah setelah Atari meluncurkan salah satu game populer
dari Taito, Space Invader untuk VCS. Penjualan Atari pun sangat meleit,
angkanya mencapai $119 juta di tahun 1980, kemudian meledak di tahun 1981 yang
angka penjualannya mencapai $841 juta. Kemudian, kesuksesan tersebut membuat
Atari ingin tetap memproduksi produk lanjutannya. Tahun 1982, Atari meluncurkan
game konsol yang lebih canggih yakni sistem 8 bit dengan nama Atari 5200.
Namun, sayangnya produk tersebut nggak sesukses pendahulunya.
Sejarah Game
(Generasi Ketiga) (8-bit)
Industri
gaming Amerika Serikat mengalami kejatuhan pada tahun 1983, sedangkan di sisi
lain, salah satu perusahaan game di Jepang melahirkan konsol gaming bernama
Nintendo Entertainment System atau nama lainnya Famicom. Pada generasi ini,
konsol-konsol game pada umumnya menggunakan gamepad atau joypad, dan penggunaan
controller ini menjadi lebih populer. Kepopuleran penggunaan gamepad atau
joypad mengalahkan controller klasik seperti joystick, keypad, dan juga paddle.
Konsol generasi ketiga mengangkat genre-genre yang lebih bervariasi ke
permukaan. Sebut saja beberapa game RPG seperti The Legend of Zelda, Final
Fantasy, Dragon Quest, dan yang lainnya mulai dikenal di masyarakat. Selain
itu, ada game lain bergenre stealth buatan Hideo Kojima bernama
Metal Gear, dan juga game horror bernama Sweet Home buatan Capcom.
Generasi
Keempat (16-bit)
Pada
tahun 80an Nintendo mengalami kesuksesan berkat Famicom atau Nintendo
Entertainment System-nya (NES). Penjualan catridge pun mencapai hingga angkat
milyaran Dollar Amerika Serikat. Di samping itu, perkembangan teknologi video
game pun semakin meningkat dan di sini lah muncul generasi keempat dengan teknologi
16 bit. Di generasi ini muncul sebuah konsol game bernama TurboGrafx-16 yang
mengalami pejualan yang cukup baik di Jepang, namun sangat buruk di Amerika
serikat dan Eropa karena jumlah game yang sedikit.
Generasi
Kelima (32-bit dan 64-bit)
Di
tahun 90an transisi besar-besaran dalam teknologi video game dilakukan terutama
pada grafis. Bersamaan dengan itu, di generasi keempat ini, Atari mencoba
peruntungannya lagi dengan meluncurkan Atari Jaguar pada tahun 1993. Selain
itu, perusahaan lain bernama 3DO merilis konsol gamenya yang bernama 3DO
Interactive Multiplayer. Sayanya, sekali lagi Atari gagal memperoleh penjualan
yang baik. Begitu juga dengan 3DO, mereka mengalami hal yang sama. Setahun
kemudian muncul tiga konsol baru yang dirilis di Jepang, di antaranya Sega
Saturn, Sony PlayStation, dan juga PC-FX. Sebagai pemain baru, Sony dengan
PlayStation-nya mendapatkan penjualan yang sangat baik. Salah satu penyebab
larisnya Sony PlayStation adalah jumlah game yang begitu banyak yang membuat
para konsumennya tertarik. Maka dari itu, konsol ini bisa dibilang sebagai
salah satu konsol dengan penjualan terbaik sepanjang masa.
Generasi
Keenam
Generasi
ini dibuka oleh sebuah konsol besutan Sega bernama Sega Dreamcast pada tahun
1998. Konsol ini nggak hanya menampilkan grafis yang jauh lebih baik
dibandingkan dengan konsol 32-bit dan 64-bit, namun juga hadir dengan dukungan
internet untuk bermain secara online. Sega Dreamcast melahirkan game-game keren
nan inovatif seperti seri Shenmue. Shenmue mencoba menggunakan seluruh
kemampuan yang dimiliki Dreamcast dengan menyuguhkan dunia luas open-world.
Akan tetapi, walaupun mendapatkan kesuksesan, popularitas Sega Dreamcast juga
cepat surut. Kemudian Sony PlayStation 2 muncul sebagai pahlawan di generasi
konsol keenam ini diikuti dengan Nintendo GameCube dan juga Microsoft Xbox.
Pada generasi ini, penggunaan media pun beralih. DVD kini lebih banyak digunakan
karena memiliki kapasitas yang lebih besar. Sama seperti sebelumnya, Sony
memenangkan pertarungan konsol walaupun kedua pesainya tersebut kuat.
Generasi
Ketujuh
Generasi
ketujuh dibuka oleh Nintendo dengan konsol handheld-nya yang bernama Nintendo
DS, dan diikuti oleh Sony dengan PlayStation Portable-nya. Kedua pesaing
tersebut memiliki nilai jual yang berbeda. Sony tetap menjual segi grafis yang
didukung dengan spesifikasi yang powerful, sedangkan Nintendo DS menawarkan
gameplay yang lebih interaktif. Di tahun 2005, Microsoft merilis Xbox 360 dan
Sony mengikutinya dengan merilis PlayStation 3 setahun setelahnya. Keduanya
menawarkan kualitas visual HD dan perlu dukungan TV HD LCD. Di generasi ini
juga, lahirlah sebuah teknologi lempengan bernama Blu-ray yang kapasitasnya
tentu lebih besar.
Nintendo pun
nggak mau ketinggalan. Akan tetapi, ketika kedua rivalnya tersebut bersaing
dengan spesifikasi mana yang paling kuat, Nintendo Wii ingin memberikan
pengalaman gaming baru. Nintendo Wii memiliki kualitas grafis yang nggak jauh
berbeda dengan konsol gaming generasi sebelumnya. Penjualan Wii juga sangat
diperhitungkan di waktu itu.
Generasi Kedelapan
Nintendo ingin melanjutkan kesuksesan NDS dengan merilis 3DS yang mana hadir dengan teknologi baru yakni autostreoscopic 3D untuk memproduksi sebuah efek 3D di layar. Kemudian Sony merilis console handheld penerusnya yang dinamakan PlayStation Vita. PS Vita mengusung layar OLED 5 inci dan menghadirkan koneksi WiFi. Wii U lahir setahun setelah NDS muncul. Namun, sayangnya penjualannya sangat buruk. Sony kembali melahirkan PlayStation 4 yang hadir dengan teknologi super keren dan juga pemanfaatan resolusi Full HD. Microsoft pun nggak mau kalah dengan mengeluarkan Xbox One. Setelah kegagalan Wii U, Nintendo kembali melahirkan console gaming dengan nama Switch yang jauh lebih menarik.
Sumber: https://sobatgame.com/
Comments
Post a Comment