Skip to main content

12 LANGKAH PROSES MEMBUAT KAIN BATIK TULIS!

     Kain batik tulis merupakan warisan budaya tradisional Indonesia yang mendunia, yang tidak hanya disukai dan dikenakan oleh masyarakat Indonesia tetapi juga populer di belahan negara lain, seperti negara Asia, Eropa, dan Amerika. Batik tulis memiliki  nilai dan harga yang jauh lebih tinggi daripada batik print atau cap dikarenakan proses pengerjaannya yang memakan waktu yang lebih panjang.

    Kisah panjang pembuatan batik dari awal sampai menghasilkan kain batik yang indah secara fisik tidak hanya dilakukan oleh satu orang pembatik yang duduk di bangku pendek yang melukisi kain kosong dengan lilin malamnya, tetapi pembuatan sehelai kain batik membutuhkan beberapa pembatik yang memang ahli dalam tiap proses pembuatan tahap demi tahap.

Berikut tahap-tahap dan istilah-istilah dalam proses pembuatankain batik tulis asli mulai dari pembuatan pola pertama sampai pewarnaan terakhir:

1. Nyungging 

    Proses pertama kali ketika membuat batik tulis yaitu membuat pola di atas kertas yang dikerjakan oleh spesialis pola. Tidak semua orang dapat mengerjakan pola ini.

2. Njaplak

    Di tahap ini, pembatik mulai melekatkan malam/lilin sesuai dengan pola yang telah dibuat.

3. Nglowong

    Di tahap ini, pembatik mulai melekatkan malam/lilin sesuai dengan po;a yang telah dibuat.

4. Ngiseni

    Memberikan isen-isen (isian) pada ornamen-ornamen tertentu seperti gambar bunga atau hewan.

5. Nyolet

    Memberikan warna pada bagian-bagian tertentu dengan kuas.

6. Mopok

    Bagian ini adalah menutup bagian yang telah dicolet dengan malam.

7. Nembok

    Proses menutup bagian latar belakang pola yang tidak perlu diwarnai.

8. Ngelir

    Proses pewarnaan kain secara menyeluruh dengan memasukkannya ke dalam pewarna alam atau kimia.

9. Nglorod

    Proses meluruhkan malam untuk pertama kali dengan merendamkannya di air mendidih.

10. Ngrentesi

    Proses memberikan titik/cecek pada klowongan menggunakan canting dengan jarum yang tipis.

11. Nyumri

    Menutup bagian tertentu dengan malam.

12. Nglorod

    Proses akhir meluruhkan dan melarutkan malam pada kain dengan memasukkan pada air mendidih, kemudian diangin-anginkan sampai kering.

Proses nglorod tergantung pada banyaknya warna yang ingin dihasilkan pada satu helai kain batij. Semakin banyak warna yang diinginkan, semakin banyak proses nglorod yang dilakukan. Itulah mengapa kain batik memilki nilai dan harga yang lebih tinggi dibandingkan batik-batik lainnya. Proses pengerjaan satu kain batik membutuhkan kesabaran, ketekunan, dan ketelitian dari masing-masing pengrajin batik. Proses pengerjaan yang panjang dan rumit biasanya membutuhkan waktu berbulan-bulan sampai bertahun-tahun.

Sumber: https://www.wirawanbatik.com/

Comments

Popular posts from this blog

Tradisi Ruwatan – Ritual Penyucian Dosa Dalam Budaya Masyarakat Demak

  Tradisi Ruwatan  adalah salah satu bentuk upacara atau ritual penyucian yang hingga saat ini tetap dilestarikan oleh masyarakat Demak,  Jawa Tengah. Tradisi ini diberlakukan untuk melestarikan ajaran dari Kanjeng Sunan kalijaga dan digunakan  bagi orang yang  Nandang Sukerta  atau berada dalam dosa. Meruwat bisa berarti mengatasi atau menghindari sesuatu kesusahan bathin dengan cara mengadakan pertunjukan atau ritual. Umumnya ritual tersebut menggunakan media  Wayang Kuli t  yang mengambil tema atau cerita Murwakala. Istilah Ruwat berasal dari istilah  Ngaruati  yang memiliki makna menjaga kesialan Dewa Batara. Upacara Ruwatan biasa dilakukan orang Jawa ketika mengalami kesialan hidup. Sebagai misal adalah anak sedang sakit, anak tunggal yang tidak memiliki adik maupun kakak, terkena sial, jauh jodoh, susah mencari kehidupan dan lain sebagainya. Untuk tahun ii ruwatan akan di laksanakan di Pendopo Notobratan, Kadilangu pada hari Ming...